Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur’an Al-Karim yang  terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang Keajaiban di dalam Al quran, yang dapat kita simpulkan secara sangat singkat sebagai berikut :
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.
* Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
* Al-naf’ (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
* Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
* Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi’at (keburukan), masing-masing 167 kali;
* Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali;
* Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
* Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
* Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
* Al-shayf (musim panas) dan al-syita’ (musim dingin), masing-masing 1 kali.
B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.
* Al-harts dan al-zira’ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
* Al-’ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali;
* Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
* Al-Qur’an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
* Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
* Al-jahr dan al-’alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
* Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
* Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
* Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 kali;
* Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali;
* Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali.
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
* Al-israf (pemborosan) dengan al-sur’ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
* Al-maw’izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
* Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
* Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.
E. Keseimbangan-keseimbangan khusus.
(1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak  hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada  bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya  30, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang  berarti “bulan” (syahr) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan  dalam setahun.(2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada “tujuh”. Penjelasan ini  diulanginya sebanyak 7 kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29,  Al-Isra’ 44, Al-Mu’minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan  Nuh 15. Selain itu, penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi  dalam enam hari dinyatakan pula dalam 7 ayat.
(3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul),  atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir  (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini  seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa  berita tersebut, yakni 518 kali.
(4) Kata lautan (al bahar) disebutkan 32 kali sedangkan kata daratan  (al bar) disebutkan 13 kali. Jika di jumlahkan perkataan yang berkaitan  tentang “lautan” dan “daratan” adalah 45 perkataan. Seperti pengiraan  berikut :
Lautan : 32/45 X 100% = 71.11111111%
Daratan : 13/45 X 100% = 28.88888888%
Kini telah kita ketahui persentase antara “Lautan” dan “Daratan” di  dalam dunia ini sebagaimana yang di sebutkan di dalam kitab suci Al  Quran.
(5)  [Quran 3:59]
Sesungguhnya persamaan “Isa” di sisi Allah seperti persamaan “Adam”.
Kata “Isa” dan “Adam” sama-sama muncul 25 kali.
(6)  [Quran 7:176]
Persamaan “anjing” dengan “kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami” adalah :  bahwa “kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami” (al-qawmul-ladzi_na  kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) dipersamakan/ diibaratkan kelakuannya seperti  seekor “anjing” (kalb). Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya,  atau jika kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya juga.
“Anjing” (kalb) tertulis 5 kali sebagaimana kata “Kaum yang  mendustakan ayat-ayat Kami” (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi  a_ya_tina_) tertulis 5 kali juga.
(7)  [Quran 29:41]
Persamaan “orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain  daripada Allah” (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi), ialah seperti  persamaan “laba-laba” (al-’ankabu_t). Laba-laba (al-’ankabu_t) tertulis 2  kali, “Orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain  daripada Allah” (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi) tertulis 2 kali  juga.
(8)  [Quran 62:5]
Persamaan “orang-orang yang dibebankan dengan Taurat”,kemudian mereka  tidak memikulnya adalah seperti persamaan “seekor keledai” yang memikul  buku-buku yang tebal. “Keledai” (al-hima_r) dan “orang-orang yang  dibebankan dengan taurat” (al-ladzi_na humilut-tawra_t) sama-sama muncul  di ayat ini, yaitu hitungannya sama-sama satu kali muncul.
F. Berkaitan dengan pertidaksamaan matematik.
Dalam Quran, dijumpai hint tentang pertidaksamaan ketika ada ayat yang  menyatakan “Adakah sama antara A dan B (hal yastawi_ A wa B?),  sebagaimana ditemukan dalam beberapa ayat. Tentunya, kita akan  berfikiran bahwa tentu saja kemungkinan (probabilitas) ketidaksamaan  jumlah antara A dan B adalah sangat besar, akan tetapi anehnya, jika  kita temukan ayat yang menyatakan ketidaksamaan antara A dan B,  diketahui bahwa perbedaan jumlah antara A dan B adalah TEPAT SATU.Contoh:
[Quran 4:95]
Tidaklah sama antara “mu’min yang duduk [yang tidak ikut berperang] yang  tidak mempunyai “uzur”" (al-qa_idu_n) dengan “orang-orang yang berjihad  di jalan Allah” (al-muja_hidu_n) …
Jumlah kemunculan (al-qa_idu_n) / (al-qa_idi_n) = 4
Jumlah kemunculan (al-muja_hidu_n) / (al-muja_hidi_n) = 3
[Quran 6:50]
.. Apakah sama “orang yang buta” (al-a’ma_) dengan “orang yang melihat” (al-bashi_r)? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?
Jumlah kemunculan  (al-a’ma_)  = 8
Jumlah kemunculan (al-bashi_r) = 9
[Quran 13:16]
.. Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah “gelap gulita” (adz-dzuluma_t) dan “terang benderang” (an-nu_r) …
Jumlah kemunculan (adz-dzuluma_t) = 14
Jumlah kemunculan (an-nu_r) = 13
Ada sedikit kejanggalan terhadap fenomena ini di Quran 5:100, yang dijelaskan sebagai berikut :
[Quran 5:100]
.. :Tidak sama “yang buruk” (al-khabi_ts) dengan”yang baik” (at-thayyib), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, …
Catat akhir ayat di atas, bahwa:
“banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, … ”
Ternyata, jumlah kata (al-khabi_ts) dengan (at-thayyib) adalah SAMA,  yaitu 7 kali kemunculan. Penjelasan dari kejanggalan ayat ini ditemukan  di Quran 8:37 yang menyatakan :
[Quran 8:37]
Supaya Allah memisahkan yang buruk daripada yang baik, dan “supaya Dia  meletakkan yang buruk, sebahagiannya di atas sebahagian yang lain”, …
Di ayat ini, dikatakan bahwa Dia meletakkan “yang buruk” (al-khabi_ts)  sebahagian di atas sebahagian yang lainnya, sehingga jumlahnya  seakan-akan bertambah (seakan-akan sama, yakni sama-sama muncul 7 kali).
Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk seperti terlihat di atas.
2. Adanya pemberitaan ghaib di dalamnya
Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., diceritakan dalam surah  Yunus. Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa “Badan Fir’aun tersebut  akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut.” Tidak  seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi  sekitar 1200 tahun S.M.
Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala  Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari  data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Maniptah  dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli  1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka  pembalut-pembalut Fir’aun tersebut.
Apa yang ditemukannya..? adalah satu jasad Fir’aun utuh, seperti yang  diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca  dan menulis itu). Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat  melihat Fir’aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang  telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam  kesempatan yang terbatas ini.
3. Isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya  diisyaratkannya bahwa “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri,  sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)” (perhatikan  QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang  wanita sekadar mengandung karena mereka hanya bagaikan “ladang” (QS  2:223); dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui  manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini.
Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang Maha Mengetahui.?
Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa  petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga  dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan  petunjuk-petunjukNya.
Subhanallah.. Maha benar Allah dengan segala firmanNya (di dalam Al-Qur’an).
**Sumber : Kitab Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur’an Al-Karim, oleh : Abdurrazaq Nawfal



Kaum feminis bilang  susah jadi wanita (baca: muslimah), lihat saja peraturan dibawah ini: 
1 komentar: