Membangun Loyalitas Pelanggan Pada Perusahaan
Oleh Sofyan Amarta

Statmen yang berkebang di
tengah – tengah masyarakat tentang “pembeli adalah raja”, mungkin merupakan salah
satu bentuk statmen yang berkembang saat itu dan bahkan hingga saat ini, hal
ini menandakan bahwa seorang customer / pelanggan sejatinya harus dilayani
dengan penuh, seperti halnya seorang raja yang
segala kebutuhannya dipenuhi oleh pelayannya.
Pada statmen tersebut,
dapat kita pahami bahwa perusahaan adalah sebuah institusi yang senantiasa
memberikan pelayanan terhadap custemernya. Terlebih lagi mengingat persaingan
pasar yang sengit adalah masuk akal bila perusahaan menyediakan pelayanan yang
prima terhadap pelanggan. Pelanggan mengambil keputusan pembelian berdasarkan
nilai-nilai seperti pelayanan yang mereka terima, bukan hanya sekedar harga,
kualitas dan ketersediaan. Perusahaan harus memastikan semua karyawan atau
orang yang terlibat dalam bisnis mempunyai komitmen untuk pelayanan pelanggan
yang prima.
Mencari pelanggan baru
jauh lebih mahal daripada mempertahankan yang sudah ada.
Pelayanan pelanggan lebih dari sekedar menjaga pelanggan puas. Ini adalah tentang mempertahankan aliran pendapatan bisnis perusahaan . Seorang pelanggan hilang berarti kehilangan pendapatan dan pelanggan tidak puas dapat merusak reputasi bisnis. Pelanggan (customer) yang puas tidak hanya cenderung kembali untuk membeli lagi, tetapi mereka juga cenderung untuk berbicara positif tentang bisnis Anda kepada orang lain. Pengalaman pelanggan terhadap pelayanan buruk juga cenderung membuat efek negatif secara berantai.
Pelayanan pelanggan lebih dari sekedar menjaga pelanggan puas. Ini adalah tentang mempertahankan aliran pendapatan bisnis perusahaan . Seorang pelanggan hilang berarti kehilangan pendapatan dan pelanggan tidak puas dapat merusak reputasi bisnis. Pelanggan (customer) yang puas tidak hanya cenderung kembali untuk membeli lagi, tetapi mereka juga cenderung untuk berbicara positif tentang bisnis Anda kepada orang lain. Pengalaman pelanggan terhadap pelayanan buruk juga cenderung membuat efek negatif secara berantai.
Pelayanan pelanggan yang
prima melebihi harapan pelanggan sehingga dapat membuat bisnis menonjol dari
para pesaing perusahaan. Hal ini dapat menjadi strategi utama bisnis untuk
mendapatkan dan mempertahankan pelanggan baru. Agar efektif, pelayanan
pelanggan harus konsisten pada setiap proses bisnis. Dari saat pelanggan
berpikir tentang pembelian, sampai ke pengiriman akhir dari produk / layanan,
ada peluang bagi bisnis untuk meningkatkan pengalaman yang baik kepada
pelanggan.
Dengan pemaparan diatas,
tentu yang harus diperhatikan untuk memuaskan pelanggan adalah dengan
memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan. Akan tetapi, terkadang
perusahaan akan merasa nyaman dan tenang bila tidak mendapatkan complain
sedikitpun dari pelanggan, sekalipun perusahaan tidak terlibat aktif pada
pelanggan. Barikut ini kami paparkan bagaimana cara memahami kebutuhan
pelanggan. Karena esensi dari pelayanan prima adalah bagaimana perusahaan
memahami kebutuhan pelanggan. Jika perusahaan dapat memahami kebutuhan
pelanggan, maka secara otomatis pelanggan akan merasa sangat diperhatikan oleh
perusahaan, dan efek tersebut akan berdampak pada loyalitas pelanggan pada
perusahaan. Diantara langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memahami
kebutuhan pelanggan, guna membangung loyalitas pada perusahaan diantaranya
adalah :
a. Meminta pelanggan tentang pengalaman
mereka setelah menggunakan produk, bisa berupa formulir tanggapan, survey bisnis kepuasan atau pun daftar
pertanyaan lisan bagi pelanggan
b. Telepon atau kunjungi pelanggan pada
titik-titik kritis - setelah penjualan awal, misalnya - dan menanyakan apakah
produk / jasa memenuhi kebutuhan mereka. Pertimbangkan agen dari luar untuk
mendapatkan umpan balik jika diperlukan
c. Telepon atau kunjungi pelanggan jika
mereka belum berhubungan dengan perusahaan untuk beberapa waktu lamanya.
Tanyakan bagaimana bisnis mereka dan memastikan apa saja kebutuhan mereka yang
kurang.
d. Menerima keluhan pelanggan dan
mengatasi pemecahan dengan segera, hal ini untuk menghindari hilangnya
pelanggan dan mencegah pelanggan mengungkapkan keluhan kepada orang yang lebih
banyak lagi.
e. Menyimpan daftar keluhan pelanggan
untuk mengidentifikasi pola dan penyebab ketidakpuasan
f.
Mencari
tahu apa yang pesaing bisnis tawarkan
g. Meminta pelanggan apa lagi yang
mereka butuhkan dari perusahaan.
Ketika perusahaan dapat
melakukan langkah-langkah tersebut, maka dapat dilakukan tahap selanjutnya
yakni memberikan pelayanan yang prima terhadap pelanggan. Karena hanya dengan
memberikan pelayanan prima pada pelanggan, perusahaan akan terus berkembang
dengan baik. Salah satu bentuk pelayanan prima pada pelanggan adalah memberikan produk / jasa tepat waktu dan sesuai
permintaan, membuat kepercayaan pelanggan melalui pendekatan profesional,
menunjukkan pengetahuan tentang produk / jasa dan keunggulan, dan
memastikan citra positif bisnis dan
penampilan memperkuat kepercayaan pelanggan.
Pertanyaannya
sekarang adalah? Apa yang menjadi tolak ukur bahwa pelanggan telah mendapat
pelayanan prima dari perusahaan? Dan
apakah dengan melaksanakan semua langkah –langkah diatas akan menjamin bahwa
pelanggan telah mendapatkan pelayanan prima dari perusahaan ? Pernyataan ini
menurut saya sangat menarik untuk di telaah lebih dalam? karena secara
konseptual langkah –langkah tersebut sering menjadi bahan diskusi oleh
akademisi, mahasiswa dan swasta, hingga kalangan elit? Menurut pendapat saya adalah tolak ukur bahwa
pelanggan telah mendapat pelayanan prima yakni
ketika ada referensi dari mulut ke mulut, adalah salah satu bentuk yang
paling efektif untuk promosi. Tidak memerlukan biaya apapun yang membawa
kredibilitas karena didasarkan pada pengalaman pribadi pelanggan atas pelayanan
perusahaan . Promosi dari mulut ke mulut ibarat sebagai virus
pemasaran,
dan ini merupakan bukti riil bahwa pelanggan tersebut telah merasakan pelayanan
prima dari perusahaan.
Pelanggan yang puas tidak hanya cenderung kembali untuk membeli lagi, tetapi mereka juga cenderung untuk berbicara positif tentang bisnis Anda kepada orang lain. Pengalaman pelanggan terhadap pelayanan buruk juga cenderung membuat efek negatif secara berantai. Pelayanan pelanggan yang prima melebihi harapan pelanggan sehingga dapat membuat bisnis menonjol dari para pesaing Anda. Hal ini dapat menjadi strategi utama bisnis untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan baru. Agar efektif, pelayanan pelanggan harus konsisten pada setiap proses bisnis. Dari saat pelanggan berpikir tentang pembelian, sampai ke pengiriman akhir dari produk / layanan, ada peluang bagi bisnis untuk meningkatkan pengalaman yang baik kepada pelanggan.
Pelanggan yang puas tidak hanya cenderung kembali untuk membeli lagi, tetapi mereka juga cenderung untuk berbicara positif tentang bisnis Anda kepada orang lain. Pengalaman pelanggan terhadap pelayanan buruk juga cenderung membuat efek negatif secara berantai. Pelayanan pelanggan yang prima melebihi harapan pelanggan sehingga dapat membuat bisnis menonjol dari para pesaing Anda. Hal ini dapat menjadi strategi utama bisnis untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan baru. Agar efektif, pelayanan pelanggan harus konsisten pada setiap proses bisnis. Dari saat pelanggan berpikir tentang pembelian, sampai ke pengiriman akhir dari produk / layanan, ada peluang bagi bisnis untuk meningkatkan pengalaman yang baik kepada pelanggan.
Refrensi :
1.
Fery Sutanta dan Sartika kurniati “ Membangun
perusahaan unggulana” . BPM .
2.
Andrew Griffits dan wayne toms “membangun Bisnis
Jaringan” Tangga Pustaka.
3.
Artikel saudara AKHARIS YULI JUDUL
KIAT MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
4.
Hasil pemikiran penulis sendiri
0 komentar: